Masyarakat di daerah pantai, rawa dan daerah pasang surut sering menggunakan cerucuk bambu/dolken sebagai pondasi atau perkuatan tanah untuk bangunan rumah/gedung, bangunan jalan, bangunan drainase/irigasi, bangunan break water dan bangunan lainnya. Pada akhir-akhir ini cerucuk bambu dengan matras bambu mulai banyak digunakan sebagai soil improvement untuk dasar reklamasi pantai atau badan jalan di daerah rawa atau tambak.
Sampai saat ini para Engineer atau para teknisi geoteknik dalam perencanaan cerucuk belum ada acuan yang jelas, sehingga dalam penerapannya didasarkan pangalaman masing-masing Perencana, sehinga hasil perencanaan akan berdampak kurang aman atau terlalu aman sehingga kurang efektif. Agar para Perencana dan Teknisi merasa yakin dalam merencanakan konstruksi cerucuk dan dapat diterima secara teknis, maka perlu metode atau pedoman perhitungan cerucuk yang diakui oleh para ahli geoteknik. Untuk mendapatkan metode perhitungan tersebut perlu adanya penelitian yang mendalam tentang analisis interaksi tanah lunak dengan cerucuk dan dibuktikan dengan model di laboratorium atau skala penuh.